Meranti dan Sekitarnya

Bupati Meranti Cabut Izin RAPP (Sementara)

Teluk Belitung - Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir, Rabu (4/1) menyerahkan SK Penghentian sementara operasional HTI RAPP melalui Camat Merbau, Duriat.


Dalam kunjungan bupati ke lapangan, sempat terjadi kegaduhan dari warga Teluk Belitung. Namun, sang bupati cuek. Malah menuding adanya pihak-pihak yang berupaya memperkeruh suasana.


Illustrasi

Pemberian SK yang ditandatangani Dirjenhut RI tersebut isinya antara lain menyebutkan terhitung sejak surat itu ditandatangani dan diserahkan kepada pihak RAPP, seluruh operasional perusahaan di Pulau Padang itu dihentikan seluruhnya.


Surat itu diserahkan Bupati Kepulauan Meranti kepada camat disaksikan seluruh masyarakat Pulau Padang, terutama pihak-pihak yang menolak kehadiran RAPP itu.

Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Kepulauan Meranti, Mamun Murod menjelaskan,pemerintah pusat melalui Dirjen Kehutanan RI telah merespon tuntutan masyarakat Pulau Padang agar menghentikan sementara kegiatan HTI di Pulau Padang, menjelang permasalahan diselesaikan dengan baik.

Dalam waktu hampir bersamaan SK penghentian sementar itu, tim yang dibentuk Menhut juga akan masuk ke Pulau Padang untuk melalukan tugasnya.

"Jadi bagaimana tim bekerja dan apa yang mereka perlukan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti tidak dilibatkan. Semua sepenuhnya diserahkan kepada tim,'' ujar Mamun Murod.

Hasil temuan tim itu, tambahnya, akan diserahkan kepada Menteri Kehutanan. "Kita harus menerima dengan senang hati, apapun hasilnya. Kepada PT RAPP juga diminta mematuhi seluruh ketentuan yang digariskan dalam SK Penghentian sementara tersebut. Sehingga semuanya berjalan damai tanpa ada lagi gejolak di tengah masyarakat,” imbuhnya.

Pertemuan Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir dengan masyarakat Teluk Belitung Kecamatan Merbau terkait SK Penghentian sementara operasional HTI RAPP berlangsung singkat. Pertemuan itu dilaksanakan di aula Kantor Camat Merbau, Rabu (4/1). Masyarakat yang hadir terkesan tak terkendali dan gaduh.

Pantauan Haluan Riau di lokasi, sebelum bupati dan rombongan datang, masyarakat sudah lebih dulu memenuhi pekarangan kantor camat. Sejak kedatangan bupati, suasana gaduh dan liar sudah terasa.

Sejak awal massa sudah meneriakkan kata-kata kurang mendukung dan membuat situasi tidak kondusif.Teriakan-teriakan ratusan massa itu menenggelamkan suara bupati. Beberapa teriakan ada bernada menggerutu, mengajak massa untuk tidak mempercayai penjelasan bupati.

Irwan Nasir didampingi Camat Merbau Duriat bersama personel Kepolisian dan TNI-AD sempat menjelaskan, dia sengaja berkunjung untuk menjelaskan langsung masalah seputar dihentikannya sementara operasi PT RAPP serta hal-hal terkait, namun suara Irwan tenggelam dalam kegaduhan massa di luar ruangan.

"Kami baru Rabu pagi (4/1) menerima surat ini. Tujuan kemari menjelaskan perihal turunnya surat tersebut. Artinya pemerintah kabupaten sudah berusaha maksimal mengakomodir tuntutan masyarakat. Untuk itu kita serahkan sepenuhnya kepada tim yang akan turun menyelesaikan masalah tersebut," ujar bupati.

Dalam perjalanan pulang Irwan Nasir tidak banyak berkomentar. Ada gurat kekecewaan di wajahnya. Irwan sempat mengungkapkan, ia tidak memahami kemauan masyarakat itu. Dia menenggarai, sudah ada pihak yang sengaja memperkeruh suasana.

"Kita lihat saja bagaimana kelanjutannya. Yang penting kita telah berupaya maksimal memperjuangkan keinginan masyarakat. Sehingga kita serahkan sepenuhnya pada kebijakan pemerintah pusat, " ujar Irwan.

Di lapangan, suara-suara teriakan massa itu menyimpulkan, mereka menuntut penghentian oprasional PT RAPP tak cuma sementara, melainkan permanen.

Di sisi lain, mereka juga menuntut keberangkatan ke Jakarta menemui Menhut --sebagaimana dijanjikan bupati-- secepatnya diwujudkan. Sebagian kaum ibu yang menghadiri acara tersebut, sempat meneriakan tuntutan agar pemerintah memperhatikan keluarga mereka yang berjuang dalam aksi jahit mulut di Jakarta.


Sumber Referensi Terpecaya: