Meranti dan Sekitarnya

Kepulauan Meranti Diselimuti Kabut Asap


MERANTInews, Selatpanjang - KABUPATEN Kepulauan Meranti Senin (1/10) diselimuti kabut tebal menyebabkan jarak pandang menjadi terbatas, kendati hanya berlangsung selama lebih kurang 1 jam namun aktifitas pelayaran terganggu. Para nelayan kesulitan untuk menemukan alat tangkapnya demikian juga bagi pengendera kenderaan terpaksa menghidupkan lampu karena jarak pandang hanya kurang dari 100 meter. Menurut salah seorang nelayan gumbang Desa insit, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Samad (54) mulai pukul 06.00 Wib-07.00 WIB kabut tebal menyelimuti perairan Selat Air Hitam, jarak pandang lebih kurang 75 meter, sehingga sewaktu mau membangkit gumbang sempat kehilangan arah dan timbul rasa cemas akan kapal yang lalu lalang di daerah tersebut.

‘’ Seumur hidup saya, baru sekali ini melihat kabut asap yang cukup tebal, kami sempat kewalahan mencari dimana posisi gumbang yang dipasang, untung saja kami berpedoman kepada arus air pasang surut kemudian berpedoman pada kebiasaan berdayung, akhirnya kami dapat menemukan gumbang kami sehingga kami dapat membangkit hasilnya,” ujar Samad.

Hal senada juga diakui nelayan Insit Ude Hasim, diusianya yang lebih kurang 65 tahun baru pertama kali melihat kabut asap yang cukup tebal. Namun anehnya sewaktu berdayung sampan melihat sesuatu benda yang hanyut dilaut seperti potongan kayu yang hanyut hanya berukuran kecil lebih kurang 45 cm , terlihat dengan jarak pandang lebih kurang 10 meter kelihatan besar. Sama dengan melihat drum untuk pelampung gumbang kelihatannya dengan jarak pandang 10 meter seperti melihat kapal besar.

“mungkin inilah suatu keuntungan bagi kami untuk berpedoman membangkit gumbang, kalau tidak kami tidak tahu lagi kemana hendak diarahkan berdayung sampan karena jarak pandang terganggu,” ujar Ude hasim.
Pompong Nyasar
Sekitar pukul 06.30 Wib, sebuah kapal pompon yang membawa anak sekolah dari Desa bantar menuju Selatpanjang, sempat menyasar ke pelabuhan Desa insit, dan nyaris menabrak pelabuhan yang terbuat dari beton tersebut.

‘’ Untung saja kami sempat memberi aba-aba dengan menghidupkan lampu obor, jika tidak kapal pompon yang membawa anak sekolah tersebut menabrak jembatan desa insit,” ujar Apan, salah seorang nelayan gumbang Insit.