
Tanaman sagu asli Indonesia yang berada di Meranti tersebut sekitar bulan Juli 2013 sudah bisa dilepas varietasnya. Sehingga nantinya bisa dikembangkan dan dibuat kawasan untuk khusus pengembangbiakan atau memproduksi bibit unggul sagu.
Kualitas sagu yang ada di Meranti menjadi salah satu yang terbaik diindonesia, bahkan mengalahkan jenis sagu lainnya yang ada di Papua. Dari hasil sampel yang kita ambil, Sagu yang ada di Meranti setiap batangnya mampu menghasilkan tepung sagu kering sebanyak 250 kg. Dan kandungan karbohidratnya mencapai 86 persen. Persentase karbo hidrat sagu di Meranti lebih tinggi dari tanaman umbi, terangnya.
Menurut Hengky, langkah yang sudah diambil Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan sudah tepat. Sebab tanaman sagu yang ada di Meranti sudah sangat produktif. Tinggal lagi mengawal potensi sagu ini sampai ke hilir atau produk jadinya setelah divarietas dan disertifikasi nantinya.
‘’ Potensi ini sangat besar. Di dunia, Indonesia menjadi pemilik kawasan perkebunan sagu terbesar hingga mencapai 2 juta hektar. Di Meranti sendiri menjadi daerah terbesar penghasil sagu yang paling luas di Sumatera. Dan menjadi salah satu yang paling produktif dalam memproduksi sagu selain di Maluku,’’ ucap peneliti Senior itu.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun) Kepulauan Meranti, Ir Makmun Murod MM MH, menuturkan bahwa penelitian yang dilakukan tersebut menjadi tindak lanjut dari Momerandum of Understanding (MoU) antara.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti dengan pihak Balitpalma yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Balik Papan. Ia mengharapkan setelah varietasnya dilepas maka menjadi awal untuk mengembangkan hasil sagu di Meranti sehingga buming nantinya bukan hanya di Indonesia, tapi juga didunia.
‘’ Kita akan menyiapkan nantinya satu kawasan khusus untuk menyiapkan pembibitan unggul. Dengan begitu maka nantinya sagu-sagu yang ada bisa lebih produktif lagi dan lebih cepat dalam proses pemanennya. Jika saat ini sejak ditanam pemanenan dilakukan setelah 10-12 tahun, maka nantinya bisa lebih cepat mencapai 8 tahun,’’ katanya.
Bukan hanya itu, lanjut Murod pihaknya akan berupaya nantinya membantu peningkatan teknologi pengolahan sagu milik masyarakat pekebun sagu agar nantinya produksi sagu di Meranti tidak hanya menjadi bahan setengah jadi, namun bisa langsug menjadi bahan jadi. Dengan begitu nantinya akan membantu meningkatkan kesejehteraan masyarakat pekebun sagu yang ada diwilayah Kepulauan Meranti.
Categori :
Berita Meranti, Informasi Kepulauan Meranti, Berita Meranti Terkini, Kabupaten Kepulauan Meranti
Berita Meranti, Informasi Kepulauan Meranti, Berita Meranti Terkini, Kabupaten Kepulauan Meranti