Oleh
: Hidayatullah
CEO Merantinewstoday.com |
Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau atau lebih dikenal sebagai UIN Suska
dikalangan Publik yang seharusnya tempat bernaung Mahasiswa Islam sebagai calon
penerus bangsa kini sudah menjadi ladang basah tempat meraup untung, dimulai
dari transparansi anggaran dan alokasi dana Mahasiswa yang terkesan sengaja
ditutup – tutupi oleh pihak kampus, seperti kasus dana OPF atau pratik yang
sampai saat ini menjadi pembicaraan hangat dikalangan Mahasiswa, bagaimana
tidak Uang hasil pungutan Kampus setiap semester terhadap Mahasiswa ini yang
seharusnya dipergunakan untuk kegiatan praktik dan fasilitas mahasiswa kini tak
tau kemana arah pengalokasiannya, bahkan bisa dibilang tidak tersuplai dengan
baik dikegiatan praktikum baik itu dalam pengadaan alat dan sebagainya. Hal ini
bisa ditinjau dari labor dan peralatan yang tidak layak pakai dan bahkan ada
jurusan yang tidak pernah melakukan kegiatan praktikpun tak luput dari sasaran
pemerahan, bahkan Mahasiswa semester atas semester 8 – 14 yang dalam
kenyataannya tidak lagi melakukan hal – hal yang berbau praktik karena harus
fokus pada pembuatan Proposal dan Skipsi pun tak luput dari pemungutan
tersebut, contoh lain seperti jurusan Komunikasi yang alat labor praktiknya
tidak bisa digunakan karena kamera yang rusak dan tidak ada inisiatif sama
sekali dari pihak Fakultas untuk mengganti, dan akhirnya mahasiswa harus
merogoh kocek dalam melaksanakan kegiatan itu untuk menyewa kamera atau bahkan
membelinya langsung, ironisnya lagi tidak sampai disitu saja Uang POTMA dan
KOPMA juga tak luput dari pemerahan.
Uang
POTMA yang berfungsi sebagai bantuan bagi mahasiswa sakit, kecelakan, dan orang
tua meninggal dunia tidak terkelola dengan baik dan tidak disosialisakan kepada
mahasiswa fungsi dari hal ini, sehingga Dana yang terkumpul memendap di
rektorat dan tidak menutup kemungkinan bahwa hal ini rawan akan penyelewengan.
Sesuai
dengan namanya Koperasi Mahasiswa atau lebih dikenal dengan KOPMA, yang
merupakan Koperasi yang di kelola oleh mahasiswa tampak seperti kedai Mati, ini
terlihat dari pengadaan barang dan tempat yang tidak sesuai dengan iuran
mahasiswa persemester. Pada dasarnya konsep koperasi adalah bagi hasil dari
keuntungan yang didapat dan pada kenyataannya Mahasiswa tidak pernah merasakan
hasil keuntungan dari hasil sumbangsih mereka.
Ketidak
transparansian terhadap dana yang dikelola oleh pihak kampus menjadi tanda
tanya besar bagi mahasiswa, dikarenakan dana yang terkumpul tidak
direalisasikan dengan baik sehingga timbul kekhawatiran adanya penyelewengan
terhadap hal ini. Sehubung dengan adanya pemeriksaan oleh BPK wilayah riau di
UIN SUSKA baru – baru ini, saya berharap kepada BPK agar segera bisa mempublikasikan
hasil auditnya sehingga bisa dilihat dengan jelas kemana pergi dana dan
pengalokasiannya.